Lima Komoditas Eksport Indonesia Part 2

Sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, Indonesia mempunyai berbagai komoditas ekspor unggulan di pasar global dunia.

Badan Pusat Statistik (BPS) pun melakukan pengelompokan berbagai barang ekspor di Indonesia menjadi dua jenis yakni minyak dan gas (Migas) dan nonmigas. 

Diketahui, kinerja ekspor Indonesia  sendiri rutin diumumkan tiap bulan oleh BPS. Apabila ekspor lebih besar dibanding dengan impor, maka Indonesia tercatat mengalami surplus neraca perdagangan. 

Sebaliknya, jika nilai impor lebih tinggi, maka seharusnya neraca perdagangan mengalami defisit.

Kelebihan perdagangan internasional dari berbagai komoditas diekspor juga bisa menjadi salah satu cara menaikan sumber pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. 

Pada saat ini, ekspor non minyak dan gas di mana porsinya mencapai lebih dari 90%. Namun begitu, ekspor minyak dan gas tidak mendominasi ekspor Indonesia. 

Lantas, produk komoditas unggulan apa saja saat ini bisa di ekspor oleh Indonesia ? Berikut Bonanza88 bantu jelaskan untuk Anda.

4. Karet

Karet menjadi salah satu produk pertanian unggulan ekspor di Indonesia. Pada tahun 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan hasil data bahwa Indonesia berhasil mengekspor sekitar 2,2 juta ton karet ke berbagai negara senilai US$2,9 miliar. 

Di mana, negara-negara yang sudah menjadi tujuan utama ekspor karet diantaranya Jepang, Amerika Serikat, China, Korea Selatan, Kanada, Brasil, Jerman, Turki hingga Belgia.

Namun sayangnya, saat ini permintaan komoditas karet ke Indonesia hingga bulam Juni 2022 masih menunjukan grafik melemah sebagai dampak lebih murahnya harga jual karet yang berasal dari negara produsen yakni Thailand.

Hal terungkap dari Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara. Di mana, ekspor karet dari Sumatera Selatan sebagai produsen utama di Tanah Air selama bulan Januari hingga Mei 2022 turun 3,07 persen.

Jumlah ini jika dibandingkan pada periode sama tahun 2021 atau tercatat menjadi 152.872 ton. Bahkan, pada Mei, volume ekspor turun hingga 17,6 persen jika dibandingkan pada April atau menjadi 26.051 ton.

Penurunan ekspor karet Indonesia disebabkan karena sebagian pabrik ban di luar negeri, memilih untuk membeli karet ke Thailand yang menjual harga lebih murah dari harga karet Indonesia sebesar 1,61 dolar AS per kg.

Adapun negara lain tujuan ekspor karet Sumut pada bulan Mei sebanyak 27 negara lantaran Rusia hingga saat ini belum melakukan permintaan.

Di mana, dari 27 negara terdapat 5 negara tujuan ekspor terbesar antara lain Jepang sebesar 28,74 persen dari nilai total ekspor Sumut.


Lalu ada Amerika Serikat 14,21 persen, negara Brazil 10,54 persen, negara Turki 7,34 persen dan Tiongkok sebesar 7,04 persen.


5. Kopi, Kakao dan Teh


Komoditas kopi, kakao serta teh merupakan produk pertanian Indonesia yang begitu unggul di pasar ekspor global dunia. Peminatnya pun cukup banyak yang datang ke Tanah Air.

Di mana, Indonesia rutin mengirimkan produk tersebut ke berbagai negara seperti Singapura, Jepang, India, Malaysia, Mesir, Amerika Serikat, Italia hingga Inggris.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor kopi, teh, dan rempah mengalami angka pertumbuhan sebesar 6,29 persen sepanjang 2020  bila dibandingkan dengan 2019 dengan nilai mencapai US$1,48 miliar. 

Pada ekspor kakao olahan Indonesia saja sudah naik menjadi US$1,16 miliar di periode yang sama. Meski begitu, tak dipungkiri terdapat berbagai kendala yang dihadapi para pelaku usaha ketika mengoptimalisasi peluang ekspor. 

Salah satunya, ekspor olahan kakao yang mana didominasi oleh cocoa butter terkendala pasokan bahan baku biji kakao dari dalam negeri. 

Kondisi ini mengakibatkan industri justru mengalami tren idle capacity. Selain kendala dari dalam negeri, berbagai kebijakan di negara tujuan ekspor dapat memengaruhi kinerja. 

Sebagai contoh, rencana penerapan due diligence bagi produk kopi dan kakao Indonesia yang bakal diekspor ke Inggris serta ketatnya persyaratan keamanan pangan, label, hingga kemasan. 

Selain itu, untuk komoditas teh, ekspor Indonesia disyaratkan tak memiliki kandungan antrakuinon  dengan di atas ambang batas sebesar 0,02 miligram per kg.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *