Sepak bola memang menjadi salah satu olahraga yang paling paling populer di antara olahraga-olahraga yang lainnya. Popularitas ini dibuktikan dengan banyaknya penggemar sepak bola di seluruh dunia mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, baik laki-laki maupun perempuan. Sehingga tidak heran jika kemudian ajang sepak bola bertaraf internasional maupun nasional, selalu ramai diperbincangkan, terlebih jika yang berlaga adalah klub-klub terkenal ataupun tim nasional dari negara yang memiliki performa baik dalam persepakbolaan. Namun dibalik gemerlap kemeriahan sepak bola, banyak juga insiden-insiden buruk tentang persepakbolaan yang pernah terjadi di seluruh dunia. Di artikel ini nanti akan diberikan review tragedi terburuk yang pernah terjadi saat penyelenggaraan sepak bola.
Jika Anda ingin melihat sisi kelam dari wajah persepakbolaan dunia, maka Anda harus menyimak uraian artikel ini sampai habis, karena di sini akan dituliskan beberapa tragedi buruk yang pernah terjadi di dunia sepak bola yang bahkan bisa merenggut nyawa manusia.
Review Tragedi Terburuk yang Pernah Terjadi Saat Penyelenggaraan Sepak Bola
Sebagai penggemar sepak bola, tentu Anda sudah mengetahui sisi baik dan di sisi gelap dari persepakbolaan dunia ataupun Indonesia sendiri.
Di mana dalam sisi buruk sepak bola, beberapa kali telah merenggut nyawa banyak orang akibat kerusuhan yang ditimbulkan oleh suporter ataupun pihak-pihak yang lainnya seperti misalnya aparat berwajib. Banyak sekali tragedi buruk yang pernah terjadi saat penyelenggaraan sepak bola.
Di Indonesia sendiri bahkan sudah menjadi suatu hal yang wajar jika suatu klub bertemu rival abadinya, pasti di sana akan terjadi kerusuhan-kerusuhan kecil hingga kerusuhan besar.
Tidak hanya di Indonesia, di seluruh penjuru dunia pun juga pernah mengalami tragedi tragedi buruk saat penyelenggaraan sepak bola.
Adapun beberapa tragedi terburuk yang pernah terjadi saat penyelenggaraan sepak bola sebagai berikut.
1. Estadio Nacional, Lima
Salah satu tragedi terburuk yang pernah terjadi saat penyelenggaraan sepak bola terdapat di Peru. Tragedi ini merupakan tragedi paling mematikan di negara tersebut.
Tragedi Estadio Nacional ini disebabkan karena kemarahan atas gol yang dianulir oleh wasit di akhir-akhir pertandingan penting antara Peru melawan Argentina pada kualifikasi Olimpiade tahun 1964.
Kemarahan tersebut menyebabkan suporter Peru menginvasi lapangan sepak bola.
Akibat kerusuhan tersebut, kepolisian yang menjaga pertandingan tersebut lantas menembakkan gas air mata ke arah kerumunan dengan tujuan ingin meredakan kericuhan.
Namun gas air mata tersebut justru menyebabkan kepanikan di antara suporter, sehingga ketika mereka mencoba melarikan diri dari stadion untuk keluar, dan menghindar dari semprotan gas air mata tersebut, ternyata gerbang keluar Stadion itu masih dalam posisi tertutup.
Akibat kecerobohan aparatur kepolisian tersebut dan pihak penyelenggara yang tidak membuka gerbang stadion, mengakibatkan 328 orang tewas dalam tragedi tersebut dan banyak orang di Peru percaya bahwa jumlah kematian yang dilaporkan jauh lebih tinggi.
2. Stadion Kanjuruhan, Malang
Belum lama ini persepakbolaan Indonesia mengalami luka yang sangat mendalam. Kerusuhan di stadion Kanjuruhan Malang Tahun 2022 kemarin menorehkan catatan buruk dalam persepakbolaan dunia maupun Indonesia.
Kerusuhan itu dipicu usai pertandingan sepak bola antara Persebaya melawan Arema FC yang dimenangkan oleh Persebaya dengan skor 3-2 dalam lanjutan laga BRI Liga 1.
Pada saat wasit menyudahi pertandingan tersebut, suporter Aremania sontak meringsek dan memaksa masuk lapangan sehingga mereka pun menyerang pemain klub kesayangan mereka.
Sementara itu, pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan sepak bola demi menghindari kerusuhan menggunakan barakuda milik Polri.
Tidak hanya menyerang beberapa pemain Arema FC, suporter tersebut juga melemparkan flare dan apapun yang bisa mereka raih dan mereka lemparkan. Bahkan terlihat juga beberapa titik api di dalam stadion.
Petugas keamanan baik dari kepolisian dan juga TNI pun menghalau kerusuhan tersebut dengan cara menembakkan gas air mata. Akibatnya, ribuan suporter di Tribun, berusaha melarikan diri namun seperti pada insiden di Peru, gerbang keluar stadion justru diblok oleh petugas sehingga mereka panik dan tidak bisa keluar menyebabkan banyak orang yang pingsan dan kesulitan bernafas hingga kemudian menyebabkan kematian.
Banyak korban yang berjatuhan di tragedi Kanjuruhan ini, namun pihak yang terlibat tidak pernah melaporkan jumlah korban secara resmi.
Bahkan dalam kasus ini penyelenggara serta petugas keamanan yakni Polri dan TNI terlihat cuci tangan dan tidak ingin disalahkan.
3. Stadion Olahraga Ohene Djan, Accra
Kerusuhan selanjutnya terjadi di stadion olahraga Ohene Djan pada tahun 2001 silam, ketika terselenggara pertandingan liga antara dua tim sepak bola top Ghana Accra Hard Of Oak melawan Ashante Kotoko.
Kerusuhan ini dipicu karena kekecewaan suporter terhadap jalannya pertandingan yang kemudian mulai melemparkan beragam benda ke arah lapangan.
Sikap Arogan tersebut, membuat polisi kemudian menembakkan gas air mata ke arah penonton sehingga kepanikan pun terjadi dan membuat ribuan suporter memilih untuk melarikan diri.
Seperti kerusuhan yang terjadi di Peru, ketika para suporter melarikan diri pintu keluar stadion masih dalam posisi tertutup dan hal ini mengakibatkan sebanyak 127 orang dilaporkan tewas.