Sahabat Bonanza, perangkat elektronik anyar dan canggih selalu muncul dalam kehidupan manusia seiring kemajuan teknologi. Kondisi ini membuat perangkat lama seolah tenggelam di telan zaman.
Bagi generasi lawas, sudah pasti merasakan perkembangan teknologi yang masih terbatas. Saat ini banyak perangkat elektronik canggih untuk membantu aktivitas manusia sehari-hari.
Namun bayangkan pada zaman dulu, Anda harus puas dengan teknologi sederhana pada berbagai perangkat elektronik yang ada.
Siapa yang tak ingat, bagaimana seseorang harus antre saat ingin menelpon saudara, kerabat atau pujaan hati di wartel atau telepon umum ?
Tentu kondisi ini sangat kontras dengan saat ini dimana orang-orang bisa dengan mudah melakukan sambungan telepon melalui smartphone kesayangan.
Ironisnya, perangkat elektronis lawas yang dulu sempat menemani aktivitas manusia saat ini telah ditinggalkan pengguna.
Namun bagi pengguna yang apik ada sebagian barang yang disimpan sebagai kenang-kenangan. Pasalnya di masa depan akan memiliki nilai besar jika taruh ke tangan kolektor antic.
Nah, masih ingatkah Anda dengan berbagai perangkat elektronik jadul yang saat ini sudah ditinggalkan ? mungkin salah satu barang tersebut menjadi koleksi Anda di rumah.
Tanpa panjang lebar, Bonanza88 rangkum untuk Anda.
Telepon Umum dan Wartel
Generasi 90-an, pasti pernah mengalami antre saat hendak telpon di warter atau telepon umum koin kan ? kedua alat elektronik ini memang begitu populer pada masanya.
Telepon koin dan wartel banyak tersebar di berbagai daerah. Biasanya lokasinya sengaja ditempatkan di lokasi strategis yang mudah di jangkau banyak orang.
Untuk telepon umum, koin yang digunakan untuk pembayaran yakni koin Rp 100, Rp 500 dan Rp 1000. Semakin lama durasi telpon semakin banyak pula koin yang harus dimasukan ke dalam telepon umum.
Sama juga dengan wartel, namun pembayaran wartel tidak menggunakan koin melainkan uang fisik pada umumnya yang nantinya dibayarkan kepada operator yang stand by di tempat.
Pada akhirnya, kejayaan telepon umum dan wartel runtuh. Manakala hadirnya baru ponsel hadir. Secara perlahan, para pengusaha wartel mulai menutup usaha.
Kondisi ini lantaran efisiensi, praktis serta faktor gengsi yang menyebabkan telepon umum dan wartel harus mengalah karena kalah pamor dari handphone.
Walkman
Dulu, banyak alat elektronik pemutar musik yang digunakan orang-orangnya. Namun Walkman dari merek besar Sony menjadi satu-satunya pemutar music yang populer di Indonesia.
Untuk mendengarkan musik di Walkman harus menggunakan sebuah kaset pita. Kaset pita banyak di jual di toko musik. Selain mendengarkan musik, Anda juga dapat mendengarkan siaran radio melalui gelombang FM dan AM.
Disayangkan, popularitas Walkman harus berakhir ketika masuknya era Discman. Ini lantaran kaset Walkman terbatas pada satu album semata. Berbeda dengan Discman yang bisa mendengarkan berbagai album dari musisi favorit.
Pager
Anda pernah membayangkan bagaimana orang zaman dulu berkomunikasi? Bagaimana dan alat komunikasi apakah yang digunakan ? pertanyaan tersebut sering kali muncul di benak seseorang.
Namun, jauh sebelum lahir teknologi smartphone, satu diantara alat komunikasi yang pernah terkenal pada zamannya yakni pager atau biasa disebut radio panggil.
Pager begitu populer di tahun 1990-an yang digunakan untuk mengirim dan menerima pesan. Cara kerja pager sendiri berdasarkan kode sinyal radio pada satu frekuensi tertuntu yang kemudian di transmisikan menggunakan sebuah provider.
Lama kelamaan pager kemudian diminati banyak kalangan utamanya yang butuh informasi instan. Pager yang awalnya beroperasi di frekuensi AM kemudian berganti di frekuensi FM.
Namun zaman semakin canggih dan Pager sudah jarang ditemukan saat ini. Jikalau ada, pager hanya dipakai oleh kalangan tertentu saja seperti regu tim penyelamat dan pemadam kebakaran.
Mesin Ketik
Mesin ketik sendiri ditemukan pertama kali tahun 1575 silam. Pada awalnya, kehadiran mesin ketik sebagai sebuah langkah maju dari pena serta kertas tradisional.
Kehadiran mesin ketik jelas sangat membantu banyak orang. Pasalnya mesin ini tak mempunyai gangguan. Penggunanya tinggal mengetik untuk menulis.
Bahkan dari mesin ketik pula, seseorang bisa fokus dengan apa yang sedang dilakukan sehingga bisa menghasilkan karya besar.
Namun sejak kemunculan komputer, era mesin ketik pun mulai ditinggalkan karena dinilai sudah ketinggalan zaman.